Pengiriman barang dari produsen ke konsumen harus berjalan lancar. Proses inilah yang disebut logistik. Seiring waktu, cara mengelola logistik telah berkembang dari metode manual menjadi serba digital.
Daftar Isi
Ada dua pendekatan utama dalam dunia logistik, yaitu sistem logistik tradisional dan sistem logistik modern. Keduanya memiliki cara kerja yang berbeda, dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Mengenal Sistem Logistik Tradisional
Sistem logistik tradisional adalah cara pengelolaan barang yang mengandalkan proses manual dan pengalaman manusia.
Dalam sistem ini, pencatatan stok barang, pemesanan, dan pelacakan pengiriman umumnya dilakukan menggunakan kertas, buku catatan, atau spreadsheet sederhana.
Komunikasi antara bagian gudang, pengiriman, dan penjualan lebih banyak terjalin lewat telepon atau email.
Sistem ini tidak memerlukan investasi teknologi yang besar sehingga banyak digunakan bisnis skala kecil atau yang baru merintis.
Bagaimana dengan Sistem Logistik Modern?
Berbeda dengan pendahulunya, sistem logistik modern sangat bergantung pada teknologi. Dari pelacakan barang menggunakan barcode atau RFID, hingga sistem manajemen gudang yang terkoneksi dengan software akuntansi dan penjualan.
Contohnya gudang yang dilengkapi dengan scanner otomatis. Setiap barang yang masuk atau keluar langsung tercatat di sistem.
Komputer memberitahu petugas di mana posisi barang yang harus diambil, jalur tercepat untuk mengambilnya, dan memprediksi kapan stok akan habis. Semua data bisa diakses dari mana saja melalui smartphone atau komputer.
Yang menarik dari sistem modern adalah integrasi antar departemen. Ketika bagian penjualan menerima pesanan, sistem gudang otomatis mendapat notifikasi. Tim pengiriman langsung tahu rute terbaik berdasarkan data GPS dan lalu lintas.
Akuntansi otomatis mencatat transaksi tanpa input manual. Semuanya terhubung dalam satu ekosistem digital. Data yang terkumpul juga dapat dianalisis untuk membuat proses logistik lebih efisien.
Tentu saja, sistem modern membutuhkan investasi awal yang lebih besar. Perusahaan perlu membeli software, hardware, melatih karyawan, dan mempekerjakan tenaga IT.
Namun dalam jangka panjang, efisiensi yang didapat biasanya jauh melampaui biaya investasi tersebut.
Perbandingan antara Sistem Logistik Tradisional dan Modern
Supaya perbedaannya terlihat jelas, mari kita bandingkan kedua sistem ini melalui tabel di bawah.
| Aspek | Logistik Tradisional | Logistik Modern |
| Pencatatan data | Manual, pakai buku atau Excel sederhana. | Otomatis, tersimpan di cloud dengan backup otomatis. |
| Pelacakan barang | Harus cek fisik ke gudang. | Real-time via sistem, bisa diakses dari mana saja. |
| Kecepatan Proses | Lambat, perlu konfirmasi manual. | Cepat, banyak proses otomatis. |
| Tingkat Kesalahan | Tinggi, human error sering terjadi. | Rendah, sistem meminimalkan kesalahan. |
| Biaya Awal | Murah, cukup alat tulis dan komputer dasar. | Mahal, butuh investasi software dan hardware. |
| Biaya Operasional | Tinggi, butuh banyak tenaga kerja. | Lebih rendah dalam jangka panjang. |
| Skalabilitas | Sulit berkembang, perlu tambah banyak orang. | Mudah berkembang, tinggal upgrade sistem. |
| Integrasi | Terpisah antar departemen. | Terintegrasi penuh, satu sistem untuk semua. |
| Analisis Data | Terbatas, sulit membuat laporan detail. | Lengkap, bisa prediksi dan analisis mendalam. |
| Pelatihan Karyawan | Mudah, tidak butuh skill khusus. | Butuh waktu, perlu pemahaman teknologi. |
Perbedaan lainnya terletak pada kemampuan adaptasi.
Sistem tradisional sulit menyesuaikan diri dengan perubahan cepat, seperti lonjakan pesanan saat promo besar atau kondisi darurat. Sementara sistem modern bisa langsung menyesuaikan alokasi sumber daya berdasarkan data yang masuk.
Dari sisi transparansi, sistem modern juga unggul.
Manajemen bisa melihat performa gudang, kecepatan pengiriman, hingga produktivitas karyawan dalam satu dashboard. Keputusan bisnis bisa diambil berdasarkan data akurat, bukan dari perkiraan saja.
Sistem Logistik Mana yang Lebih Baik?
Jawabannya: tergantung kebutuhan bisnis Anda. Tidak ada satu sistem yang sempurna untuk semua situasi. Yang penting adalah memilih sistem yang sesuai dengan skala operasi, budget, dan tujuan jangka panjang perusahaan.
Pilih sistem tradisional jika bisnis Anda masih dalam skala kecil dengan volume barang terbatas. Misalnya, toko retail dengan satu gudang kecil atau UMKM yang baru berkembang. Selama masih bisa mengelola dengan baik dan pelanggan puas, sistem ini cukup memadai.
Pilih sistem modern jika bisnis Anda sudah berkembang atau berencana untuk ekspansi. Perusahaan dengan banyak gudang, volume transaksi tinggi, atau yang beroperasi di e-commerce wajib menggunakan sistem modern.
Banyak perusahaan juga memilih jalan tengah dengan transisi bertahap. Mereka mulai dengan digitalisasi bagian paling penting dulu, seperti sistem pencatatan stok atau pelacakan pengiriman.
Setelah karyawan terbiasa dan hasilnya terlihat, baru ditambah fitur lainnya. Cara ini lebih aman dan tidak membebani budget sekaligus.
Baca juga: 5 Strategi Logistik yang Efektif untuk Bisnis






