Pindah rumah merupakan salah satu momen besar yang penuh dengan tantangan sehingga membutuhkan perencanaan.
Daftar Isi
Selain harus mengemas dan memindahkan barang-barang, ternyata banyak orang yang juga harus berhadapan dengan berbagai mitos yang berkembang di masyarakat.
Mitos-mitos ini yang sering kali diwariskan turun-temurun, dipercaya dapat mempengaruhi keberuntungan, rezeki, dan keharmonisan keluarga di tempat tinggal baru.
Meski tak semuanya masuk akal, kepercayaan terhadap mitos pindah rumah masih cukup kuat, sehingga banyak yang mencoba mematuhi berbagai pantangan dan ritual khusus agar proses pindahan berjalan lancar.
Lalu, apa saja mitos pindah rumah yang masih dipercaya hingga kini? Apa benar hanya sekadar mitos?
6 Mitos Pindah Rumah
Mitos-mitos yang sering kali muncul terkait pindahan rumah biasanya dipengaruhi oleh tradisi dan kebudayaan yang ada di Indonesia maupun negara lain.
Berikut ini 6 mitos pindahan rumah yang beredar di masyarakat:
1. Hari Baik untuk Pindah Rumah
Salah satu mitos yang paling populer adalah mengenai pemilihan hari baik pindahan rumah.
Banyak yang percaya bahwa pindah rumah sebaiknya dilakukan pada hari tertentu yang dianggap membawa keberuntungan.
Misalnya, dalam budaya Jawa, hari Selasa dan Jumat sering dipilih karena dianggap sebagai hari baik yang bisa membawa ketenangan dan kemakmuran bagi keluarga yang pindah.
Selain itu, banyak yang menghindari hari Sabtu karena dipercaya sebagai hari yang kurang menguntungkan.
Namun, kenyataannya, pemilihan hari baik lebih dipengaruhi oleh faktor keyakinan dan kepercayaan.
Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa pindah rumah pada hari tertentu dapat mempengaruhi keberuntungan atau kesejahteraan keluarga.
Baca Juga: Doa Pindahan Rumah dan Keutamaan Surah Al-Baqarah
2. Tidak Boleh Pindah Rumah Saat Hamil
Mitos ini cukup dikenal di masyarakat, terutama bagi pasangan yang sedang menunggu kelahiran anak.
Banyak yang percaya bahwa pindah rumah saat hamil dapat membawa kesialan atau bahkan membahayakan kesehatan ibu dan bayi.
Secara tradisional, mitos ini muncul untuk melindungi ibu hamil dari kelelahan fisik saat proses pindahan, yang bisa mempengaruhi kondisi kesehatannya.
Dari sudut pandang medis, pindah rumah tidak berbahaya selama ibu hamil memperhatikan kondisi fisiknya dan tidak terlibat dalam pekerjaan berat.
Oleh karena itu, mitos ini lebih bersifat peringatan untuk memastikan ibu hamil tidak melakukan aktivitas yang berlebihan.
3. Benda Menentukan Rezeki
Beberapa orang meyakini bahwa benda pertama yang harus dibawa masuk ke rumah baru bisa mempengaruhi rezeki dan kesejahteraan penghuninya.
Misalnya, membawa beras atau uang diyakini dapat mendatangkan kemakmuran.
Sebaliknya, membawa sapu sebagai benda pertama dianggap dapat “menyapu” rezeki keluar dari rumah.
Meskipun demikian, mitos ini lebih kepada simbolisme daripada kenyataan.
Benda pertama yang dibawa masuk ke rumah sebenarnya tidak memiliki dampak langsung terhadap keberuntungan atau rezeki keluarga.
4. Tidak Boleh Pindah Rumah di Malam Hari
Menurut kepercayaan sebagian masyarakat, pindah rumah di malam hari dianggap kurang baik karena dipercaya dapat mengundang roh halus atau makhluk tak kasat mata.
Mitos ini sering dikaitkan dengan suasana malam yang gelap, yang konon membuat aktivitas pindahan lebih rentan terhadap gangguan makhluk halus.
Faktanya, pindah rumah di malam hari memang kurang disarankan, namun alasan utamanya adalah faktor keselamatan.
Pindahan pada malam hari cenderung lebih berisiko karena pencahayaan yang minim, serta potensi bahaya lainnya seperti kecelakaan atau kehilangan barang.
5. Menghindari Pindah Rumah di Bulan Suro
Bulan Suro, dalam kalender Jawa, sering dihindari untuk acara-acara penting seperti pindahan rumah, pernikahan, atau pembukaan usaha.
Bulan ini dianggap penuh dengan aura mistis dan bisa membawa kesialan.
Masyarakat Jawa percaya bahwa lebih baik menunda acara pindahan hingga bulan Suro berakhir.
Namun, kembali lagi, mitos ini adalah bagian dari kepercayaan budaya yang tidak memiliki dasar ilmiah.
Pindah rumah di bulan Suro tidak akan mempengaruhi nasib penghuni rumah, selama semua persiapan dilakukan dengan baik.
Baca Juga: 5 Panduan Pindah Rumah dalam Islam, Awali dengan Syukur
6. Tidak Boleh Menghitung Jumlah Barang yang Dibawa
Ada kepercayaan bahwa menghitung jumlah barang yang dibawa ke rumah baru dapat membuat rezeki di rumah tersebut menjadi terhambat atau stagnan.
Akibatnya, banyak yang lebih memilih untuk tidak menghitung dengan detail barang yang akan dibawa saat pindahan.
Namun, dari segi manajemen, menghitung barang saat pindah justru sangat penting agar tidak ada barang yang hilang atau tertinggal.
Jadi, mitos ini sebenarnya kontraproduktif terhadap kelancaran proses pindahan.
Kesimpulan
Mitos-mitos tentang pindah rumah memang masih diyakini oleh sebagian orang di masyarakat.
Namun, penting untuk diingat bahwa sebagian besar mitos ini tidak memiliki dasar logis atau ilmiah.
Pindah rumah seharusnya lebih fokus pada perencanaan yang matang, persiapan yang baik, dan kondisi fisik yang prima agar proses pindahan berjalan lancar dan nyaman.
Jika Anda percaya pada mitos tertentu, tidak ada salahnya untuk menghormati tradisi, tetapi pastikan semua dilakukan dengan pertimbangan yang rasional.
Percaya atau tidak terhadap mitos yang ada, pastikan kebutuhan pindah rumah Anda terpenuhi bersama Mitralogistics.
Mitralogistics merupakan penyedia layanan jasa pindahan dengan layanan lengkap untuk segala kebutuhan pindahan Anda.
Hubungi kontak di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
[scu name=”waartikel”]
Penulis memulai aktivitas kuli kata dengan aktif mengirim tulisan ke Harian Analisa Medan untuk rubrik Opini dan Mimbar Islam sedari 2012. Perkenalan dengan SEO dimulai sejak bergabung dengan portal berita online Mengerti.id pada Januari 2023. Saat ini berkhidmat untuk Mitralogistics sebagai SEO Content Writer.